Kamis, 26 April 2012

Metode Ilmiah Dan Langkah-langkahnya



 Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Karakteristik Metode Ilmiah
Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:
Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Langkah – Langkah Metode Ilmiah
  • Menyusun Rumusan Masalah
  • Menyusun Kerangka Teori
  • Merumuskan Teori
  • Melakukan Eksperimen
  • Mengolah dan Menganalisis Data
  • Menarik Kesimpulan
  • Mempublikasikan Hasil
Menyusun Rumusan Masalah
Hal-hal yang harus diperhatikan:
  • Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
  • Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
  • Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
Menyusun Kerangka Teori
Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan.
Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.

Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun Hipotesis.

 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Sumber :





Kamis, 19 April 2012

Mengenal Karya Ilmiah


Apa Itu Karya  Ilmiah…?

 Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Ciri-ciri Karya Ilmiah

Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Macam-macam Karya Ilmiah

Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya ilmiah dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum, skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Macam-macam karya ilmiah adalah :
·         Makalah, adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
·         Skripsi, adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
·         Thesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kristis.
·         Disertasi, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor (Dr
·         Artikel, merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara luas
·         Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir.
·         Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.
·         Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. 

Sikap Ilmiah

Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta
merubah atau menambah suatu ilmu. Ada 6 macam sikap ilmiah :
1.      Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya.
2.      Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak,
ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara a
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam imlu
sering untuk mematahkan teori yang lain.
3.      Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan
yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
4.      Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang
ilmuwan.
5.      Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan.
6.      Sikap tidak memihak pada etik.

Sumber :

Jumat, 06 April 2012

Tugas Bahasa Indonesia 2 (ANALISA PERTUMBUHAN PENDUDUK DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 – 2012)




 ANALISA PERTUMBUHAN PENDUDUK DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 – 2012

Oleh :



Nama              :           Budi Prasetyo Utomo (23109663)
                                    Hartody (22109221)
                                    Irfansyah(23109490)
                                    Reza Aditya Firdaus (23109851)
                                    Sendy Frandika (21109901)
                                    Yodi Adhari (21109636)

Kelas               :           3KB01

 
 












FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Pembangunan, urbanisasi dan pencemaran lingkungan hidup merupakan tiga fenomena berkelanjutan yang tidak dapat dipisahkan dan harus mendapat perhatian pemerintah kota, baik dinegara industri maju maupun di Negara industri berkembang. Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dan pelayanan public. Kurangnya pelayanan air bersih, sistem sanitasi yang baik, penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk kota, akan menjasi penyebab utama timbulnya masalah di kota-kota Negara berkembang.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini,adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimanakah merancang sistem tata kota yang baik?
b.      Bagaimanakah managemen perkotaan yang baik dan benar?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai ialah:
a.       Mengetahui tata cara perancangan system perkotaan yang baik.
b.      Mengetahui managemen perkotaan yang baik dan benar.


1.4 Ruang Lingkup
            Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah seputar tata kota ditinjau dari aspek sosial-ekonomi masyarakat yang hidup didaerah kota.

1.6 Metodologi
Penyajian pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut:
a.       melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah perkotaan.
b.      melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data-data penting lainnya


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kependudukan
            Pertumbuhan kota dinegara-negara yang sedang berkembang telah menjadi masalah lama, walaupun kenyataannya menunjukkan bahwa perencana dan pengelola perkotaan telah berusaha mengatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, jumlah penduduk kota di dunia telah meningkat lebih kurang tiga kali lipat, yakni 730 juta menjadi 2,3 milyar jiwa. Antara tahun 1990-2020 angka ini diperkirakan menjadi dua kali lipat, melewati 4,6 milyar. 93% dari jumlah tersebut akan akan terjadi di dunia yang sedang berkembang. Artinya, lebih dari 2,2 milyar penduduk akan tinggal di daerah kumuh di dunia ketiga. Pada saat ini sekitar 43% penduduk di dunia tinggal di daerah perkotaan. Di Negara-negara industri maju, sekitar 93% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 34%. Meskipun demikian, estimasi rata-rata tersebut tidak menunujukkan variasi yang tajam diantar Negara-Negara tersebut.
2.2 Urbanisasi
            Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Penyebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
            Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

2.3 SensusPenduduk
            Suatu perhitungan penduduk secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu negara, biasanya dilakukan karena pemerintah ingin mendapatkan data setiappenduduk yang meliputi :nama, alamat, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran, status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain. Jadi sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pengumpulan data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) danmenerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.


BAB III
ANALISA TEORI

3.1 Analisa Secara Teori
Seperti yang diketahui bahwa Jumlah penduduk di DKI Jakarta setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup pesat. Menurut data BPS hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Jakarta adalah 9.607.787 jiwa menurutNamun pada siang hari, angka tersebut dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang paling banyak penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.693.896 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 21.082 jiwa.

3.2 Analisa Secara Diagram
Gambar 3.1 Grafik Jumlah Penduduk Jakara Tahun 2011
Berdasarkan Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa penyebaran jumlah penduduk di DKI Jakarta berbeda-beda. Wilayah DKI Jakarta yang memiliki penduduk terpadat adalah Jakarta Timur dengan presentase 32% diikuti Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu.

3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk di Jakarta antara lain:
1.      Urbanisasi. Urbanisasi yang tidak terkontol menyebabkan tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan sumber daya yang dihuninya. Akibatnya banyak penduduk dari desa yang terlantar di Ibukota dan terpaksa tinggal di tempat yang kurang layak.
2.      Kelahiran. Kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar).Di Jakarta sendiri, jumlah penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertumbuhan kota dinegara-negara yang sedang berkembang telah menjadi masalah lama, walaupun kenyataannya menunjukkan bahwa perencana dan pengelola perkotaan telah berusaha mengatasinya.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan penduduk di Jakarta antara lain:
1.      Urbanisasi. Urbanisasi yang tidak terkontol menyebabkan tidak seimbangnya antara jumlah penduduk dengan sumber daya yang dihuninya. Akibatnya banyak penduduk dari desa yang terlantar di Ibukota dan terpaksa tinggal di tempat yang kurang layak.
2.      Kelahiran. Kelahiran bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar).Di Jakarta sendiri, jumlah penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.

4.2 Saran
Seharusnya pemerintah harus lebih menggalakkan program-program untuk membatasi kepadatan penduduk di DKI Jakarta agar pertumbukan penduduk dapat dikontrol. Dan bagi para pendatang agar jangan terlalu berharap untuk mengadu nasib di Ibukota tanpa keahlian khusus. Lebih baik mengembangkan potensi yang ada di kampong halamannya daripada harus menjadi kuli di Ibukota.



DAFTAR PUSTAKA