Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil - hasil penelitian terbaru dan pendapat - pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah kutipan, yaitu :
1. Penulisan nama pengarang menggunakan nama akhir disertai tahun.
2. Jika pengarangnya dua orang, ditulis nama akhir kedua pengarang tersebut.
3. Jika pengarangnya lebih dari 2 orang, tuliskan nama akhir pengarang pertama diikuti dkk.
4. Jika nama pengarangnya tidak ada, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan atau nama koran.
5. Untuk karya terjemahan, nama pengarang yang dituliskan adalah nama pengarang asli.
6. Mengutip dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang berbeda, dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Kutipan ada dua jenis, yaitu :
• Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.
• Kutipan tidak lansung
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
Footnote atau Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan atau bibliografi.
Catatan kaki memiliki fungsi untuk mencantumkan sumber tulisan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
Catatan kaki juga memiliki system penulisan, yaitu :
• Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
• Catatan kaki diketik berspasi satu.
• Diberi nomor.
• Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
• Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
• Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
• Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah
• Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
• Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
• Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
• Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit
• Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan. Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Daftar pustaka memiliki arti penting , karena dengan adanya daftar pustaka kita dapat melihat kembali pada sumber asli yang membuat tulisan tersebut.
Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul buku dan sebagainya. harus dicantumkan pula nomor halaman di mana pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah Daftar Pustaka memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan. Karena itu fungsi catatan kaki dan Daftar Pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Contoh daftar pustaka adalah sebagai berikut :
• Mendenhall,Wiliam,ect.,Statistics for Management and Economics, Seven Edition, Duxbury Press, Belmont, California, 1993.
• Triola,Mario F.,Elementary Statistics,The Benjamin/Cummings Publishing Company Inc.,Menlo Park,California,1980.
Selain contoh diatas juga terdapat daftar pustaka yang sumbernya berasal dari internet. Dan cara penulisannya juga berbeda dengan daftar pustaka yang berasal dari buku.
Contoh :
• http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Kombinatorik
• http://juliartan.files.wordpress.com/2008/01/kombinatorik.pdf
Minggu, 21 November 2010
Kamis, 11 November 2010
Ragam Ilmiah
Ragam Ilmiah
Negara Indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa. Dalam Ragam Ilmiah kita akan belajar bagaimana cara untuk menyatukan berbagai bahasa tersebut. Sehingga dalam membuat tulisan kita dapat memiliki tulisan yang baik dan dapat dimengerti banyak orang. Orang yang pandai membaca akan lebih cepat mapu memahami ejaan, diksi, paragraf, dan karangan. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana cara memperbaiki tulisan salah pada sebuah karya ilmiah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah karya ilmiah, yaitu :
1. Ketidaksantunan Ejaan
Ejaan merupakan sebuah aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ada tiga jenis :
• Penulisan subjudul
• Penulisan kata depan
• Penggunaan tanda baca.
Menurut EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital diawal kata kecuali kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan dibelakang subjudul dan penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.
2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat.
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku. Ada beberapa contoh kata baku dan tidak baku :
Kata Tidak Baku Kata Baku
Apotik Apotek
Ijasah Ijazah
kwalitas kualitas
Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentuk awalan me- akan luluh jika menghadapi kata-kata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Selain itu ketidak santunan yang lain terletak juga pada pemilihan kata yang boros dan idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
3. Ketidaksantunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalmat yang satu dengan yang lain.
4. Ketidaksantunan Konvensi Penulisan
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan system gabungan angka dan huruf dan system angka digital.
Dari empat hal diatas kita dapat menciptakan Karya Ilmiah, Makalah, dan tulisan – tulisan lainnya dengan baik dan benar sehingga para pembaca pun merasa nyaman saat membaca tulisan yang kita buat. Selain itu kita telah memberikan contoh agar orang lain dapat ikut membuat tulisan – tulisan yang baik dan benar.
Negara Indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa. Dalam Ragam Ilmiah kita akan belajar bagaimana cara untuk menyatukan berbagai bahasa tersebut. Sehingga dalam membuat tulisan kita dapat memiliki tulisan yang baik dan dapat dimengerti banyak orang. Orang yang pandai membaca akan lebih cepat mapu memahami ejaan, diksi, paragraf, dan karangan. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana cara memperbaiki tulisan salah pada sebuah karya ilmiah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah karya ilmiah, yaitu :
1. Ketidaksantunan Ejaan
Ejaan merupakan sebuah aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ada tiga jenis :
• Penulisan subjudul
• Penulisan kata depan
• Penggunaan tanda baca.
Menurut EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital diawal kata kecuali kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan dibelakang subjudul dan penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.
2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat.
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku. Ada beberapa contoh kata baku dan tidak baku :
Kata Tidak Baku Kata Baku
Apotik Apotek
Ijasah Ijazah
kwalitas kualitas
Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentuk awalan me- akan luluh jika menghadapi kata-kata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Selain itu ketidak santunan yang lain terletak juga pada pemilihan kata yang boros dan idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif.
3. Ketidaksantunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalmat yang satu dengan yang lain.
4. Ketidaksantunan Konvensi Penulisan
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan system gabungan angka dan huruf dan system angka digital.
Dari empat hal diatas kita dapat menciptakan Karya Ilmiah, Makalah, dan tulisan – tulisan lainnya dengan baik dan benar sehingga para pembaca pun merasa nyaman saat membaca tulisan yang kita buat. Selain itu kita telah memberikan contoh agar orang lain dapat ikut membuat tulisan – tulisan yang baik dan benar.
Langganan:
Postingan (Atom)