Kamis, 29 Maret 2012

Makna Penalaran


Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan 'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada penalaran. Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran. Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama. Benar bagi kita, belum tentu bagi orang lain, benar bagi orang lain, belum tentu bagi kita. Maka oleh sebab itu, proses kegiatan berpikir untuk dapat menghasilkan pengetahuan yang benar, itupun berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran. Dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut.
Setiap saat dalam hidup manusia, terutama dalam keadaan terjaga (tidak tidur) pasti melakukan aktifitas berpikir. Berpikir tentang apapun, mulai dari kehidupan, ekonomi, dan berbagai aspek lainnya. Saat berpikir, mungkin akan muncul pikiran-pikiran di benak kita secara acak yang biasanya tidak nyata. Berpikir seperti itulah yang sering disebut melamun. Namun jika berpikir secara sadar dan pikiran-pikiran muncul secara sistematis, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai atau mendapat kesimpulan, itulah yang disebut dengan bernalar. Selain itu setiap orang memiliki sel-sel otak yang bekerja menurut tugasnya masing-masing. Salah satu pekerjaannya adalah berpikir. Setiap waktu, manusia pasti berpikir kecuali saat sedang tidur. Proses berpikir disebut juga dengan penalaran. Dalam penalaran, proporsi yang dijadikan dasae penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasilnya/kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut dengan konsekuensi.
Penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik dan buruk,  Penalaran merupakan proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Dalam penalaran untuk mencapai kebenaran ilmiah terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.

  • Penalaran Induktif
Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Penalaran induktif terbagi menjadi beberapa, yaitu:
  1. Generalisasi :
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum
  1. Analogi :
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
  1. Hubungan kausal :
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.



  • Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi :
  • Premis mayor
  • Premis minor
Tulisan ini diambil dari sumber :

Kamis, 22 Maret 2012

Membedakan Konveksi Naskah Dan Karya Ilmiah


 Konveksi Naskah
                Konvensi naskah karya ilmiah adalah peraturan atau aturan yangtelah disepakati bersama oleh suatu lembaga tertentu atau beberapalembaga yang menyangkut seperangkat cara dan bahan yang digunakandalam penulisan karya ilmiah, misalnya, laporan penelitian, skripsi, tesis,dll.
Pada prinsipnya, setiap lembaga atau beberapa instansimemiliki konvensi karya ilmiah yang sama. Dalam pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea. Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A.        Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Bagian pendahuluan terbagi menjadi :
·         Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
·         Halaman Judul
·         Halaman Persembahan (kalau ada)
·         Halaman Pengesahan (kalau ada)
·         Kata Pengantar
·         Daftar Isi
·         Daftar Gambar (kalau ada)
·         Daftar Tabel (kalau ada)
B.         Bagian Isi Karangan
C.         Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri. Isi karangan terbagi menjadi :
·         Pendahuluan
·         Tubuh Karangan
·         Kesimpulan
D.        Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.Bagian ini terbagi menjadi :
·         Daftar Pustaka (Bibliografi)
·         Lampiran (Apendix)
·         Indeks
·         Riwayat Hidup Penulis
Karya Ilmiah
            Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

                Dalam penulisannya karya ilmiah dibagi menjadi beberapa bagian :

Bagian Pembuka
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.
  • Penutup.

Bagian Isi

Pendahuluan

  • Latar belakang masalah.
  • Rumusan masalah.
  • Pembahasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.

Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis

 

Metodologi penelitian

  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya
  • Saran

Bagian penunjang

  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.

Tulisan ini diambil dari sumber :



Selasa, 13 Maret 2012

Mengenal Topik & Judul


Sehari – hari kita mengenal istilah tema , topik dan judul dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun bahasa asing . tema dan topik sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis, karena tema dan topik sebagai acuan dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan . Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh sang penulis tersebut.

 Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dan di ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun belum mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul yang menarik maka secara tidak langsung sebuah karangan tersubut seperti menarik orang untuk membacanya dan mengetahui apaisi karangan tersbut . Ke serasian antar 3 pokok tulisan ini (tema , topik , judul) sangat lah penting untuk mencapai sebuah karangan/tulisan yang baik dan menarik.

Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang memiliki tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel
.
Syarat Sebuah Topik
Syarat topik yang baik bisa ditinjau dari 2 segi, yaitu topik yang baik bagi penulis dan topik yang baik bagi pembaca. Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
·         Bidang keahlian.
·         Bidang studi yang didalami.
·         Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktik dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.
·         Bidang kerja atau profesi.
·         Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
·         Temuan yang pernah diteliti.
·         Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
·         Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
·         Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
·         Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
Sedangkan bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
·         Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
·         Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
·         Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
·         Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
·         Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
·         Upaya mempertajam dan memperhalus daya nalarnya.
·         Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.
Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
a.       Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
b.      Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
Contoh:
• Mencari sumber-sumber data .
• Metode atau penerapan yang digunakan.
• Metode analisis yang akan digunakan.
• Buku-buku referensi yang digunakan.
c.       Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
d.      Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis
e.      Jangan terlau luas.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.
f.        Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g.       Topik yang dipilih harus yang menarik.
h.      Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i.         Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
j.        Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
k.       Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

Batasan Masalah Sebuah Topik
Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.
Contoh topik yang baik dan terbatas:
“Upaya mengembangkan Smart Door bagi sebuah Universitas atau Sekolahan”. Jadi Smart Door ini dikembangkan terbatas bagi Universitas dan Sekolahan.

Perbedaan Topik Dengan Judul
Topik dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku. Topik merupakan pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini dan bahan pembicaraan. Sedangkan judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendekisi buku atau bab itu. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan atau bertajuk. Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang.

Syarat Judul
                Dalam pembuatan judul terdapat beberapa syarat, yaitu :
  • Harus bebentuk frasa
  • Tanpa ada singkatan atau akronim 
  • Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi
  • Tanpa tanda baca di akhir judul karangan 
  • Menarik perhatian
  • Logis
  • Sesuai dengan isi 
  • Judul harus asli, relevan, provakitif, singkat