Kamis, 11 November 2010

Ragam Ilmiah

Ragam Ilmiah

Negara Indonesia memiliki banyak sekali ragam bahasa. Dalam Ragam Ilmiah kita akan belajar bagaimana cara untuk menyatukan berbagai bahasa tersebut. Sehingga dalam membuat tulisan kita dapat memiliki tulisan yang baik dan dapat dimengerti banyak orang. Orang yang pandai membaca akan lebih cepat mapu memahami ejaan, diksi, paragraf, dan karangan. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana cara memperbaiki tulisan salah pada sebuah karya ilmiah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah karya ilmiah, yaitu :

1. Ketidaksantunan Ejaan
Ejaan merupakan sebuah aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ada tiga jenis :
• Penulisan subjudul
• Penulisan kata depan
• Penggunaan tanda baca.
Menurut EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital diawal kata kecuali kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan dibelakang subjudul dan penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.

2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat.
Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku. Ada beberapa contoh kata baku dan tidak baku :

Kata Tidak Baku Kata Baku
Apotik Apotek
Ijasah Ijazah
kwalitas kualitas

Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentuk awalan me- akan luluh jika menghadapi kata-kata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Selain itu ketidak santunan yang lain terletak juga pada pemilihan kata yang boros dan idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif.

3. Ketidaksantunan Paragraf
Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalmat yang satu dengan yang lain.

4. Ketidaksantunan Konvensi Penulisan
Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan system gabungan angka dan huruf dan system angka digital.
Dari empat hal diatas kita dapat menciptakan Karya Ilmiah, Makalah, dan tulisan – tulisan lainnya dengan baik dan benar sehingga para pembaca pun merasa nyaman saat membaca tulisan yang kita buat. Selain itu kita telah memberikan contoh agar orang lain dapat ikut membuat tulisan – tulisan yang baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar