Rabu, 22 September 2010

Penerapan SI Pada Berbagai Bidang

Penerapan SI Dalam Bidang :



1. Perpustakaan Digital

Perkembangan zaman menjadikan semua lini bidang kehidupan membutuhkan komputerisasi. Begitu juga tentang perpustakaan, saatnya perubahan sistem perpustakaan yang konvensional menjadi perpustakaan digital. Mulai dengan penggunaan sistem informasi perpustakaan sampai dengan perpustakaan online.
Pada hari Kamis, 28 Mei 2009 bertempat di UNIKA Semarang, ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta, Prof. Dr. M. Suyanto, MM menjadi pembicara Seminar Nasional Perpustakaan yang diadakan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan UNIKA. Walau Prof. Yanto tidak memiliki basic ilmu keperpustakaan, tapi beliau menguasai pengetahuan tentang teknologi yang dapat digunkan untuk menjadikan perpustakaan masa depan.
Dalam pemaparanya Prof. Yanto menunjukkan bahwa teknologi dan perpustakaan dapat bersinergi secara baik. Penggunaan komputer sebagai media pendataan buku dan sirkulasinya pastinya dapat memabantu para pustakawan dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang dilakukan di perpustakaan STMIK AMIKOM Yogyakarta, di sini semua pendataan dan sirkulasi buku menggunakan komputerisasi dan barcode. Sehingga pelayanan peminjaman buku dapat dilakuakn dalam waktu kurang dari 3 menit Bahkan semua terintegerasi dengan sistem akademi kampus.
Penggunaan internet dapat pula digunakan untuk melakukan komunikasi dan transaksi perpustakaan dari jarak jauh. Seperti yang juga dilakukan STMIK AMIKOM Yogyakarta, penggunaan Digital Library dapat digunakan untuk melakukan searching dan pemesanan buku serta CD yang menjadi koleksi perpustakaan STMIK AMIKOM Yogyakarta dengan menggunakan media internet. Selain itu STMIK AMIKOM Yogyakarta juga memiliki aplikasi Amikom Mobile yang dapat diinstall di telepon genggam. Dengan Amikom Mobile mahasiswa dapat melakuakan cek nilai KHS, cek jadwal, searching buku perpustaakan dan lain lain.
Jadi kelak, sebuah perpustakaan dapat di akses dari berbagai dunia. Buku-buku akan berbentuk e-book sehingga pengguna tidak perlu datang langsung ke perpustakaan. Bahakan sekarang indikasinya sudah menuju ke arah itu. Banyak referensi luarnegeri dalam bentuk resensi buku dapat diakses dan digunakan untuk landasan teori. Resensi buku tersebut dapat diperoleh dari perpustakaan melalui internet.
Dalam seminar ini para pustakawan dari berbagai daerah, dibukakan cakrawala bahwasanya teknologi bukan menghambat orang untuk berkunjung ke perpustakaan, namun dapat disinergikan. Para pengunjung dapat mengunjungi perpustakaan secara online. Para pustakawan juga akan semakin dipermudah dengan adanya teknologi.

2. E-learning

Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari
• Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
• Brown, 2000; Feasey, 2001 yang menyatakan: e-Learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
• LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

Dari berbagai pengalaman dan juga dari perkembangan IT, ternyata dalam dunia pendidikan juga dapat menggunakan IT yaitu dengan menggunakan e- learning. Dan dengan melihat manfaat dan tujuan e-learning, e-learning mempunyai keunggulan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
• Tersedianya fasilitas e-moderating. Dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.


• Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar melalui E-Learning yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bias saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
• Mahasiswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
• Baik dosen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
• Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

• Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi konvensional,


Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan antara lain :
• Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
• Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
• Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik
pembelajaran yang menggunakan internet.

• Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal.
• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).

3. E-COMMERCE

Electronic Commerce (E-Commerce) didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet.
Sementara itu Kalakota dan Whinston mendefinisikan E-Commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
1. dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;
2. dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;
3. dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang.
4. dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.

Selanjutnya Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology (2005), menyatakan E-Commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial. Kemudian di website E-Commerce Net, E-Commerce didefinisikan sebagai kegiatan menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet. Seluruh komponen yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti customer service, produk yang tersedia, cara pembayaran, jaminan atas produk yang dijual, cara promosi dan sebagainya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa dan informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan (dalam hal ini adalah internet).
Perkembangan teknologi informasi terutama internet, merupakan faktor pendorong perkembangan e-commerce. Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya komunikasi dan interaksi antara satu dengan yang lain diseluruh dunia. Dengan menghubungkan jaringan komputer perusahaan dengan internet, perusahaan dapat menjalin hubungan bisnis dengan rekan bisnis atau konsumen secara lebih efisien. Sampai saat ini internet merupakan infrastruktur yang ideal untuk menjalankan e-commerce, sehingga istilah E-Commerce pun menjadi identik dengan menjalankan bisnis di internet.
Pertukaran informasi dalam E-Commerce dilakukan dalam format dijital sehingga kebutuhan akan pengiriman data dalam bentuk cetak dapat dihilangkan. Dengan menggunakan sistem komputer yang saling terhubung melalui jaringan telekomunikasi, transaksi bisnis dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu yang singkat. Akibatnya informasi yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi bisnis tersedia pada saat diperlukan. Dengan melakukan bisnis secara elektronik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pengiriman informasi. Proses transaksi yang berlangsung secara cepat juga mengakibatkan meningkatnya produktifitas perusahaan. Dengan menggunakan teknologi informasi, E-Commerce dapat dijadikan sebagai solusi untuk membantu perusahaan dalam mengembangkan perusahaan dan menghadapi tekanan bisnis. Tingginya tekanan bisnis yang muncul akibat tingginya tingkat persaingan mengharuskan perusahaan untuk dapat memberikan respon. Penggunaan E-Commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing.
Perspektif dan Perkembangan E-Commerce
Meskipun demikian, istilah e-commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif (Phan, 1998;): (1) on-line purchasing perspective; (2) digital communications perspective; (3) service perspective; (4) business process perspective; dan (5) marketof- one perspective. Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan ebusiness . (Turban, et al., 2000).
. On-line Purchasing
Pespective
Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya.Transaksi online
Digital
Communication
Perspective
Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan pembayaran online Komunikasi secara elektronis.
Service Perspective
Sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instant terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa Efisiensi dan layanan pelanggan
Business Process
Perspective
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja Otomatisasi proses bisnis
Market-of-one
Perspective
Sistem yang memungkinkan proses ‘Customization’ produk dan jasa untuk diadapatasikan Process customization pada kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan secara efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar