ANALISA
PERTUMBUHAN PENDUDUK DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 – 2012
Oleh :
|
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan, urbanisasi dan
pencemaran lingkungan hidup merupakan tiga fenomena berkelanjutan yang tidak
dapat dipisahkan dan harus mendapat perhatian pemerintah kota, baik dinegara
industri maju maupun di Negara industri berkembang. Pertumbuhan kota yang cepat
secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dan pelayanan
public. Kurangnya pelayanan air bersih, sistem sanitasi yang baik, penyediaan
rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan penduduk
kota, akan menjasi penyebab utama timbulnya masalah di kota-kota Negara
berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini,adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah
merancang sistem tata kota yang baik?
b. Bagaimanakah
managemen perkotaan yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai ialah:
a. Mengetahui
tata cara perancangan system perkotaan yang baik.
b. Mengetahui
managemen perkotaan yang baik dan benar.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan
masalah dalam makalah ini ialah segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah seputar tata kota
ditinjau dari aspek sosial-ekonomi masyarakat yang hidup didaerah kota.
1.6 Metodologi
Penyajian
pembahasan makalah ini memakai metode sebagai berikut:
a.
melakukan kajian
pustaka beberapa buku literatur yang membahas masalah perkotaan.
b.
melakukan browsing di
internet untuk mengumpulkan data-data penting lainnya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Kependudukan
Pertumbuhan kota
dinegara-negara yang sedang berkembang telah menjadi masalah lama, walaupun
kenyataannya menunjukkan bahwa perencana dan pengelola perkotaan telah berusaha
mengatasinya. Dalam periode antara 1950-1990, jumlah penduduk kota di dunia
telah meningkat lebih kurang tiga kali lipat, yakni 730 juta menjadi 2,3 milyar
jiwa. Antara tahun 1990-2020 angka ini diperkirakan menjadi dua kali lipat,
melewati 4,6 milyar. 93% dari jumlah tersebut akan akan terjadi di dunia yang
sedang berkembang. Artinya, lebih dari 2,2 milyar penduduk akan tinggal di daerah kumuh di dunia ketiga.
Pada saat ini sekitar 43% penduduk di dunia tinggal di daerah perkotaan. Di
Negara-negara industri maju, sekitar 93% penduduknya tinggal di daerah
perkotaan, sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 34%. Meskipun demikian,
estimasi rata-rata tersebut tidak menunujukkan variasi yang tajam diantar
Negara-Negara tersebut.
2.2
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi
kita semua. Penyebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan
menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan
jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan,
penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu
kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab
urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi
Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan
Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara
saja atau tidak menetap.
2.3 SensusPenduduk
Suatu perhitungan
penduduk secara lengkap dengan menghitung
seluruh populasi
dalam suatu negara, biasanya dilakukan
karena pemerintah
ingin mendapatkan data setiappenduduk yang meliputi :nama, alamat, hubungan dengan kepala keluarga,
jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran, status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain.
Jadi sensus penduduk merupakan
keseluruhan proses
pengumpulan data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) danmenerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
BAB III
ANALISA
TEORI
3.1 Analisa Secara Teori
Seperti yang diketahui bahwa
Jumlah penduduk di DKI Jakarta setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup
pesat. Menurut data BPS hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk Jakarta
adalah 9.607.787 jiwa menurutNamun pada siang hari, angka tersebut dapat
bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang,
Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang paling banyak penduduknya adalah Jakarta
Timur dengan 2.693.896 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten
dengan paling sedikit penduduk, yaitu 21.082 jiwa.
3.2 Analisa Secara Diagram
Gambar 3.1 Grafik Jumlah
Penduduk Jakara Tahun 2011
Berdasarkan Grafik diatas
dapat disimpulkan bahwa penyebaran jumlah penduduk di DKI Jakarta berbeda-beda.
Wilayah DKI Jakarta yang memiliki penduduk terpadat adalah Jakarta Timur dengan
presentase 32% diikuti Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta
Pusat, dan Kepulauan Seribu.
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Penduduk
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pertumbuhan penduduk di Jakarta antara lain:
1.
Urbanisasi.
Urbanisasi yang tidak terkontol menyebabkan tidak seimbangnya antara jumlah
penduduk dengan sumber daya yang dihuninya. Akibatnya banyak penduduk dari desa
yang terlantar di Ibukota dan terpaksa tinggal di tempat yang kurang layak.
2.
Kelahiran. Kelahiran
bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat
menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar).Di
Jakarta sendiri, jumlah penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena
mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
kota dinegara-negara yang sedang berkembang telah menjadi masalah lama, walaupun
kenyataannya menunjukkan bahwa perencana dan pengelola perkotaan telah berusaha
mengatasinya.
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan pertumbuhan penduduk di Jakarta antara lain:
1.
Urbanisasi.
Urbanisasi yang tidak terkontol menyebabkan tidak seimbangnya antara jumlah
penduduk dengan sumber daya yang dihuninya. Akibatnya banyak penduduk dari desa
yang terlantar di Ibukota dan terpaksa tinggal di tempat yang kurang layak.
2.
Kelahiran. Kelahiran
bersifat menambah,kematian bersifat mengurangi dan mingrasi dapat bersifat
menambah(migrasi masuk)dan dapat pula bersifat mengurangi(mingrasi keluar).Di
Jakarta sendiri, jumlah penduduk di tentukan oleh kelahiran dan kematian,karena
mingrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.
4.2 Saran
Seharusnya pemerintah harus lebih menggalakkan
program-program untuk membatasi kepadatan penduduk di DKI Jakarta agar
pertumbukan penduduk dapat dikontrol. Dan bagi para pendatang agar jangan
terlalu berharap untuk mengadu nasib di Ibukota tanpa keahlian khusus. Lebih
baik mengembangkan potensi yang ada di kampong halamannya daripada harus
menjadi kuli di Ibukota.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar